.::KaNgEn::.

eLhamdulillah....
syukur pd Allah kerana diberi nikmat merasai erti "RINDU"..
rinduku pada teman2 seperjuanganku...
rinduku pd suasane tempat pengajianku....
rindu pd semue yg pernah melakar kebahagian dlm kehidupanku....
Indahnya waktu kita bersama...
walau secebis kenangan kita lakarkan
namun tetap menjadi memori terindah buat diriku..
AnDai Kita TerPisAh..
PaSti SuaTU hARi kita kan KetEmu Jua..
InsYaAllah..

Bismillahirrahmanirrahim.

Sesekali disapa angin rindu, dihelus dengan hembusan bayu menambahkan lagi sakit kerinduan pada ranting-ranting hati. Sakit itu membuatkan jiwa duduk merenung dan terus berfikir, apakah kerinduan ini mungkin terubat dengan menatap wajahnya? Haruskah ku biarkan kelopak mata ini basah demi melepaskan belenggu yang melingkari...

Terkadang langkah kaki ini laju menyusuri denai-denai perjalanan, adakalanya tersusun rapi pada sebuah perjuangan kehidupan. Namun, pada waktu yang berputar dan berubahnya siang malam ku membuatkan bintang-bintang itu seringkali terasa jauh dan begitu sukar untuk digapai. Jalan ini bukan semudah kata penyedap bicara, jalan berduri penuh dengan liku dan ujian yang berbeza. Menyerah bukan sakti seorang srikandi.

Andai jalan pulangku berliku, mohon restu dari Yang Satu agar ditunjukkan jalan kebenaran. Andai jalan pulangku jauh tidak berwaktu, mohon pertolongan dari yang Esa agar tidak membiarkan kesunyian ini merobek-robek tangkai hatiku. Biarlah sesekali sakit itu membuatkan aku termenung dan terus menyapa pada sang bayu yang menemani sang beburung bercicip bahagia di dahan pohonan.


"Wahai angin, sampaikan salam rinduku untuknya..."

Andai pesan ini sampai ke pemilik yang dirindu, moga hatiku terus dibuai rasa yang tidak berkesudahan. Biarlah segar merindu bagai pungguk rindukan bulan dari mematikan atma yang berlagu pilu, harus melayani geselan gemalai tarian perasaan andai itu penawar yang ku punya pada saat ini. Biarlah... Biarlah... Melayani membuatkan daku terasa disayangi.

"Wahai bintang, bersinarlah di sana... Ingin ku gapai tak sampai."

Usahlah menghilang si sebalik awan, bimbang rinduku menusuk rongga hingga terbeban tak terkata. Kala bebintang menyinari gelapnya zulumat malam, hati seakan menari riang ditemani cahaya-cahaya kecil yang kerinduan. Pada bulan yang menyinar di hujung dunia, sesekali terasa bulatnya harapan bersama terangnya cahaya. Ah... Masakan pungguk tidak merindukan bulan, bias cahayanya saja mampu mendodoi lentok hati yang gusar.

"Wahai bulan, duduklah di sana..."

Cintaku akan menatap cahayamu dari hujung sana dan aku akan melihat bias cahayamu di sini. Jauh tidak berjarak, rindu tidak terkata namun hatiku masih bisa bergetar saat kalam-kalam Ilahi menerobos di gegendang telinga. Alhamdulillah, cinta pada indahnya ciptaan Nya adalah lambang ekspresi takjubku pada Ilahi. Masya Allah.

Lidahku tidak bertulang, bermain kata menyusun bahasa namun perasaanku turut sama hiba dalam langkah kaki yang tertahan rasa. Biar kudratku lemah menghempas derita namun untuk cintaku, segalanya akan ku pertahankan. Biar jasadku longlai menghadap badai namun tidak ku biarkan pantai hatiku turut berubah mengikut tersungkurnya ombak di atas pantai.

Lalalala... Lalalala... Lalalala...

Akan ku usir perasaan gundah ini, bukan kerana marah pada lara yang menyinggah tetapi bimbang langkahku akan merebahkan jasad ini dari jalan tarbiyyah Rabb..

0 komentar:

Posting Komentar