"Last Day Kat Mahkamah"

Selaut kesyukuran ke atas Mu Ya Rabbul Izzati di atas nikmat iman dan islam yang kau berikan ke atas diriku ini.....Elhamdulillah, ari ini merupakan ari terakhir penelitian ku di mahkamah daerah kelahiranku..banyak ilmu dan pengalaman yang ku dapati sepanjang membuat kajian di cni..kepada STAFF MAHKAMAH SYARIAH, terima kasih di atas maklumat yang disampaikan..Khususan ila buat Kak Ina dan Yang Arif Tuan Hakim Hj Syahrulnizam bin Hj Saad...Jazakallahu khairan kasiran, jasa dan budi kalian amat daku hargai.

Actually, petang td sebelum daku melabuhkan tirai di mahkamah sempat juga ku mengikuti 8 kes perbicaraan...semua nye termasuk dalam kes jenayah syariah..Astagfirllah.
For 8 kes ni majoritinya adalah kes khalwat, zina, yang kesemua ini ditangkap oleh pihak Penguatkuasa Jabatan Agama Islam atas aduan orang ramai pada bulan ramadhan dan kebanyakkannye berlaku di Hotel. Wah..ingat bulan ramadhan takde kes gini rupanye dalam diam-diam mereka2 melakukan perkara sumbang ini tak kira bulan..wal hal sudah dimaklumi bahawa bulan ramadhan bulan mulia , "amar ma'ruf nahi mungkar"..akan tetapi mengapa perkara ini berlaku pada umat akhir zaman??? Renung2 kan lah dan fikir2 kan lah wahai kaum Muslimin dan Muslimat yang dikasihi Allah subhanahu wata'ala...

* sbenarnye nk uploud pic Tuan Hakim tapi msih dlm digital..afwan Tuan..

"Perceraian Dalam Tinjauan Hukum Islam"

Perkahwinan mengikut hukum Islam adalah pernikahan yaitu ikatan atau akad yang sangat kuat, disamping itu perkahwinan tidak lepas dari unsure mentaati Allah dan melaksanakannya. Ikatan perkahwinan sebagai ikatan yang kuat atau sebagai “Misaqan Ghalizan” dan mentaati perintah Allah bertujuan untuk membina dan membentuk terwujudnya hubungan ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dalam kehidupan rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan syariah.

Seperti yang dijelaskan oleh firman Allah surat An-Nisa ayat 21 yang bermaksud:

“dan mereka istri-istrimu telah mengambil dari kamu janji yang kuat”

Oleh karena itu masalah kawin cerai merupakan suatu hal yang dilarang oleh hukum Islam maupun hukum moral. Islam hanya menganjurkan dapat disambung lagi, maka cerai itulah jalan satu-satunya yang jadi pemisah antara mereka itu. Talak dari segi bahasa ialah melepas dan terlepas. Manakala dari segi syara`, talak dimaksudkan sebagai merungkai ikatana perkahwinan dengan lafaz talak dan sebagainya. Dan menurut asalnya hukum talaq terbahagi kepada 4 yaitu wajib, sunnat, haram, makruh.

Dari Ibnu Umar katanya, telah bersabda Rasulullah s.a.w : “Barang yang halal yang amat dibenci Allah yaitu talaq”. Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah.

Sesudah itu dengan menilik kemaslahatan atau kemudaratannya maka hukum talaq ada empat perkara:

1. Wajib - yaitu apabila terjadi perselisihan antara dua suami istri, sedang dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu supaya keduanya bercerai.

2. Sunnat - apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajibannya membayar nafkah dengan cukup, atau perempuan tidak menjaga kehormatan dirinya.

3. Haram - dalam 2 keadaan pertama menjatuhkan talaq sewaktu istri dalam haid dan kedua menjatuhkan talaq sewaktu suci yang dicampurinya dalam waktu suci itu.

“Suruhlah olehmu anakmu supaya dia ruju’ kepada istrinya itu, kemudian hendaklah dia teruskan perkahwinan itu sehingga suci ia dari haidnya, kemudian ia haid kembali kemudian tidak suci pula dari haid yang kedua itu. Kemudian jika ia kehendaki boleh ia teruskan perkahwinan sebagaimana yang lalu, atau diceraikannya sebelum dicampurinya. Demikian iddah yang disuruh Allah supaya perempuan ditalaq sewaktu itu.”

4. Makruh - yaitu hukum asal daripada talaq.

"Islam telah menetapkan garis panduan bagi permasalahan dalam rumah tangga dimana talaq ini adalah satu jalan yang diberikan untuk mencari keputusan keluarga yang dilandai masalah. Namun talaq adalah perkara yang paling di benci oleh Allah walaupun dibenarkan karena talaq adalah jalan terakhir bagi penyelesaian konflik rumah tangga"

"Kasus Syariah"

Salam keafiatan buat pembaca, dalam kesempatan syawal yang masih berbaki ini ini ingin ku ucapkan salam eidulfitri maaf zahir batin.
Sbnrnye penulis bru je lepas baca satu blogs yang sering menjadi kunjungan, kat dalam entry dia banyak membicarakan tentang pernikahan. Wah hebat..Mabruk.

Bagi permulaan era baru ini penulis ingin berkongsi pengalaman tentang masyrakat yang pernah dihinggapi kes perceraian.Pada minggu lalu penulis mengadakan penelitian lapangan di Mahkamah daerah tempat kelahiran, semasa sesi membelek fail kes, banyak jugak masyarakat yang sudah mendirikan rumahtangga,elhamdulillah..tetapi pada hakikatnya “semakin banyak pendaftaran pernikahan semakin banyak jua pendaftaran perceraian” kerana apa?? Erm… dalam beberapa asbab yang bakal penulis kemukakan sempat juga penulis mewancarai mereka yang terbabit :

  1. Penikahan pada usia yang masih muda, banyak pernikahan yang dilakukan atas keinginan darah muda rata-rata yang melakukan pernikahan ini mereka yang masih belum mengetahui tentang tujuan atau dasar pernikahan itu sendiri yang mereka tahu hanyalah memuaskan nafsu semata-mata.

Yun(bukan nama sebenar) menjelaskan bahawa :

“ Saya menikah waktu tingkatan satu di sekolah menengah, pada waktu itu saya sudah berpacaran dengan seorang pemuda setempat, kemudian kami menikah namun ternyata kami tidak sesuai maka kamipun bercerai”

  1. Hal ini juga sebenarnya atas desakan ibibapa yang kononnya apabila mempunyai anak perempuan yang sudah meningkat remaja, maka mereka cepat-cepat menikahkan anaknya dengan alasan bahwa takut anaknya tidak kebagian jodoh dan malu mempunyai anak gadis yang lambat jodoh.

Zainab (bukan nama sebenar) mengatakan bahawa :

“ Saya menikah atas kehendak orang tua saya pada umur 14 tahun, di dalam rumah tangga kami sering bertengkar dan akhirnya saya diceraikan.”

· Setelah diteliti, maka penulis beranggapan bahawa rata-rata mereka yang berkahwin muda mempunyai banyak masalah dalam menangani masalah rumah tangga karena itulah Undang-undang Keluarga Islam telah menetapkan syarat-syarat dan mengatur batas usia dalam melangsungkan pernikahan, hal ini telah diatur dalam pasal 8 Umur minimum untuk pernikahan yang menyatakan :

“Tiada sesuatu perkahwinan oleh diakadnikahkan dibwah akta ini jika lelaki itu berumur kurang daripada 18 tahun atau perempuan sekurangnya kurang daripada 16 tahun kecuali jika Hakim Syarie telah memberi kebenarannya secara bertulis dalam hal tertentu.”

Selain itu Islam juga telah memerikan contoh tauladan yang baik di dalam melaksanakan perkahwinan yaitu Rasulullah S.A.W sendiri telah menikah dengan Siti Khadijah ketika usia baginda 25 tahun.

  1. Atas sebab pendidikan juga perceraian sering berlaku karena mereka yang mempunyai pendidikan yang relative rendah apatahlagi dalam bidang agama. Kekurangtahuan mereka tentang kehidupan berumah tangga dan minimnya pendidikan inilah yang sering menimbulkan pergaduhan.

Latif (bukan nama sebenar) :

“ Saya berhenti dari sekolah semasa tingkatan 1, kemudian saya bekerja sebagai pembantu biasa, setelah mempunyai duit saya bernikah dengan seorang wanita dan kemudian selepas menikah saya dibuang kerja akibat saya tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Isteri saya sering marah karena saya tidak mempunyai pekerjaan untuk membiayai makan minum dan sebagainya, maka akhirnya kami berpisah”

  1. Kaji punya kaji sebab yang ke4 ni pula kerana faktor ekonomi, mereka ini tidak mempunyai pendidikan yang tinggi sebenarnya, jadi bekerja hanya sebagai buruh binaan, pertanian dan perikanan yang mana penghasilan mereka ini tidak menentu sehingga kadang-kadang tidak cukup untuk keperluan sehari-hari. Untuk lebih jelas kita ikuti wawancara berikut :

Mengikut penjelasan Aminah (bukan nama sebenar) :

“ Kami bercerai setelah hampir setahun kami mendirikan rumahtangga, kemudian suami saya tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk makan minum pakai sehari-hari, maka dari terus susah lebih baik bercerai

Abdullah juga berkata :

“ Saat itu saya tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan istri saya menuntut terus menerus untuk dibelikan itu ini dari sakit kepala lebih baik saya ceraikan saja dia”

Inila reality masyarakat sekarang, cerai punya cerai tahukah mereka tentang Perceraian menurut pandangan Islam? Adakah boleh perceraian dilakukan sesuka hati? To be continue... jumpa dalam entry akan datang, syukran.