"Perceraian Dalam Tinjauan Hukum Islam"

Perkahwinan mengikut hukum Islam adalah pernikahan yaitu ikatan atau akad yang sangat kuat, disamping itu perkahwinan tidak lepas dari unsure mentaati Allah dan melaksanakannya. Ikatan perkahwinan sebagai ikatan yang kuat atau sebagai “Misaqan Ghalizan” dan mentaati perintah Allah bertujuan untuk membina dan membentuk terwujudnya hubungan ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dalam kehidupan rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan syariah.

Seperti yang dijelaskan oleh firman Allah surat An-Nisa ayat 21 yang bermaksud:

“dan mereka istri-istrimu telah mengambil dari kamu janji yang kuat”

Oleh karena itu masalah kawin cerai merupakan suatu hal yang dilarang oleh hukum Islam maupun hukum moral. Islam hanya menganjurkan dapat disambung lagi, maka cerai itulah jalan satu-satunya yang jadi pemisah antara mereka itu. Talak dari segi bahasa ialah melepas dan terlepas. Manakala dari segi syara`, talak dimaksudkan sebagai merungkai ikatana perkahwinan dengan lafaz talak dan sebagainya. Dan menurut asalnya hukum talaq terbahagi kepada 4 yaitu wajib, sunnat, haram, makruh.

Dari Ibnu Umar katanya, telah bersabda Rasulullah s.a.w : “Barang yang halal yang amat dibenci Allah yaitu talaq”. Riwayat Abu Daud dan Ibnu Majah.

Sesudah itu dengan menilik kemaslahatan atau kemudaratannya maka hukum talaq ada empat perkara:

1. Wajib - yaitu apabila terjadi perselisihan antara dua suami istri, sedang dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu supaya keduanya bercerai.

2. Sunnat - apabila suami tidak sanggup lagi membayar kewajibannya membayar nafkah dengan cukup, atau perempuan tidak menjaga kehormatan dirinya.

3. Haram - dalam 2 keadaan pertama menjatuhkan talaq sewaktu istri dalam haid dan kedua menjatuhkan talaq sewaktu suci yang dicampurinya dalam waktu suci itu.

“Suruhlah olehmu anakmu supaya dia ruju’ kepada istrinya itu, kemudian hendaklah dia teruskan perkahwinan itu sehingga suci ia dari haidnya, kemudian ia haid kembali kemudian tidak suci pula dari haid yang kedua itu. Kemudian jika ia kehendaki boleh ia teruskan perkahwinan sebagaimana yang lalu, atau diceraikannya sebelum dicampurinya. Demikian iddah yang disuruh Allah supaya perempuan ditalaq sewaktu itu.”

4. Makruh - yaitu hukum asal daripada talaq.

"Islam telah menetapkan garis panduan bagi permasalahan dalam rumah tangga dimana talaq ini adalah satu jalan yang diberikan untuk mencari keputusan keluarga yang dilandai masalah. Namun talaq adalah perkara yang paling di benci oleh Allah walaupun dibenarkan karena talaq adalah jalan terakhir bagi penyelesaian konflik rumah tangga"

0 komentar:

Posting Komentar