Salam keafiatan buat pembaca, dalam kesempatan syawal yang masih berbaki ini ini ingin ku ucapkan salam eidulfitri maaf zahir batin.
Sbnrnye penulis bru je lepas baca satu blogs yang sering menjadi kunjungan, kat dalam entry dia banyak membicarakan tentang pernikahan. Wah hebat..Mabruk.
Bagi permulaan era baru ini penulis ingin berkongsi pengalaman tentang masyrakat yang pernah dihinggapi kes perceraian.Pada minggu lalu penulis mengadakan penelitian lapangan di Mahkamah daerah tempat kelahiran, semasa sesi membelek fail kes, banyak jugak masyarakat yang sudah mendirikan rumahtangga,elhamdulillah..tetapi pada hakikatnya “semakin banyak pendaftaran pernikahan semakin banyak jua pendaftaran perceraian” kerana apa?? Erm… dalam beberapa asbab yang bakal penulis kemukakan sempat juga penulis mewancarai mereka yang terbabit :
- Penikahan pada usia yang masih muda, banyak pernikahan yang dilakukan atas keinginan darah muda rata-rata yang melakukan pernikahan ini mereka yang masih belum mengetahui tentang tujuan atau dasar pernikahan itu sendiri yang mereka tahu hanyalah memuaskan nafsu semata-mata.
Yun(bukan nama sebenar) menjelaskan bahawa :
“ Saya menikah waktu tingkatan satu di sekolah menengah, pada waktu itu saya sudah berpacaran dengan seorang pemuda setempat, kemudian kami menikah namun ternyata kami tidak sesuai maka kamipun bercerai”
- Hal ini juga sebenarnya atas desakan ibibapa yang kononnya apabila mempunyai anak perempuan yang sudah meningkat remaja, maka mereka cepat-cepat menikahkan anaknya dengan alasan bahwa takut anaknya tidak kebagian jodoh dan malu mempunyai anak gadis yang lambat jodoh.
Zainab (bukan nama sebenar) mengatakan bahawa :
“ Saya menikah atas kehendak orang tua saya pada umur 14 tahun, di dalam rumah tangga kami sering bertengkar dan akhirnya saya diceraikan.”
· Setelah diteliti, maka penulis beranggapan bahawa rata-rata mereka yang berkahwin muda mempunyai banyak masalah dalam menangani masalah rumah tangga karena itulah Undang-undang Keluarga Islam telah menetapkan syarat-syarat dan mengatur batas usia dalam melangsungkan pernikahan, hal ini telah diatur dalam pasal 8 Umur minimum untuk pernikahan yang menyatakan :
“Tiada sesuatu perkahwinan oleh diakadnikahkan dibwah akta ini jika lelaki itu berumur kurang daripada 18 tahun atau perempuan sekurangnya kurang daripada 16 tahun kecuali jika Hakim Syarie telah memberi kebenarannya secara bertulis dalam hal tertentu.”
Selain itu Islam juga telah memerikan contoh tauladan yang baik di dalam melaksanakan perkahwinan yaitu Rasulullah S.A.W sendiri telah menikah dengan Siti Khadijah ketika usia baginda 25 tahun.
- Atas sebab pendidikan juga perceraian sering berlaku karena mereka yang mempunyai pendidikan yang relative rendah apatahlagi dalam bidang agama. Kekurangtahuan mereka tentang kehidupan berumah tangga dan minimnya pendidikan inilah yang sering menimbulkan pergaduhan.
Latif (bukan nama sebenar) :
“ Saya berhenti dari sekolah semasa tingkatan 1, kemudian saya bekerja sebagai pembantu biasa, setelah mempunyai duit saya bernikah dengan seorang wanita dan kemudian selepas menikah saya dibuang kerja akibat saya tidak melakukan pekerjaan dengan baik. Isteri saya sering marah karena saya tidak mempunyai pekerjaan untuk membiayai makan minum dan sebagainya, maka akhirnya kami berpisah”
- Kaji punya kaji sebab yang ke4 ni pula kerana faktor ekonomi, mereka ini tidak mempunyai pendidikan yang tinggi sebenarnya, jadi bekerja hanya sebagai buruh binaan, pertanian dan perikanan yang mana penghasilan mereka ini tidak menentu sehingga kadang-kadang tidak cukup untuk keperluan sehari-hari. Untuk lebih jelas kita ikuti wawancara berikut :
Mengikut penjelasan Aminah (bukan nama sebenar) :
“ Kami bercerai setelah hampir setahun kami mendirikan rumahtangga, kemudian suami saya tidak mempunyai penghasilan yang cukup untuk makan minum pakai sehari-hari, maka dari terus susah lebih baik bercerai”
Abdullah juga berkata :
“ Saat itu saya tidak mempunyai pekerjaan, sedangkan istri saya menuntut terus menerus untuk dibelikan itu ini dari sakit kepala lebih baik saya ceraikan saja dia”
Inila reality masyarakat sekarang, cerai punya cerai tahukah mereka tentang Perceraian menurut pandangan Islam? Adakah boleh perceraian dilakukan sesuka hati? To be continue... jumpa dalam entry akan datang, syukran.
0 komentar:
Posting Komentar